Sunday, February 03, 2008

A Tragic Story of Life and Love


Pada saat saya berada didepan loket Mega 21 di Bekasi, saya bingung harus memilih film mana yang saya ingin tonton siang itu. Ada beberapa pilihan film seperti Otomatis Romantis, Kawin Kontrak, Radit n Jani, Hantu Jembatan Ancol serta 3:10 to Yuma dan beberapa film lainnya. Mega 21 Bekasi yang berlokasi di pusat perbelanjaan Giant Bekasi merupakan cineplex terbaru dan termegah di kawasan Bekasi saat ini. Cineplex ini mempunyai 7 buah ruang theater dengan kapasitas yang cukup besar dan megah serta konon akan dibangun 1 buah ruang theater terbesar di tempat yang sama. Harga tiketnya pun cukup murah hanya Rp 15,000/orang dan fasilitas yang disediakan pun cukup lengkap.

Ruang utama cineplex tersebut cukup besar dan dilapisi karpet mewah dengan tampilan yang memikat, dilengkapi dengan 1 buah ruang cafe terbuka dan panggung musik dengan live band lokal pada malam hari. Sehingga pengunjung yang ingin merokok sambil menunggu jam tayang sebuah film, bisa menikmati fasilitas yang cukup baik menurut saya.

Kamar mandipun sangat bersih dan interiornya cukup baik. Mungkin perlu ditambahkan fasilitas wi fi di cafe terbuka tersebut, sehingga siapa saja bisa dengan mudah browsing internet. Kembali ke judul film yang akan saya pilih hari itu, saya cukup bingung sehingga harus bertanya kepada seorang gadis penjual tiket. Ibarat seorang promotion girl, ia harus bisa menjawab pertanyaan saya mengenai film yang saya ingin tonton. Saya diberikan dua pilihan film Indonesia yang akan diputar saat itu, komedi atau drama.

Karena saya tidak suka menonton film horor Indonesia, maka saya hanya mempunyai dua pilihan. Dan gadis penjual tiket tersebut menyarankan saya agar memilih film Radit dan Jani yang menurutnya bagus. Dan memang dari yang saya baca di blog teman-teman di multiply, film ini adalah suatu pilihan yang baik untuk disaksikan. It’s a big No No for me to see a movie without a good story. Radit and Jani was my choice at the time.

While the theater was opened, I came it and chose my seat. There were only 25 viewers seeing the movie at that time, but it’s quite enough for the minimum capacity. Sekitar 10 menit kemudian, film Radit dan Jani mulai diputar dilayar bioskop yang besar. Pada awalnya cerita film ini cukup membosankan dan mengingatkan saya akan sebuah film holywood yang bercerita tentang kebrutalan dua anak manusia yang saling jatuh cinta.

Radit yang diperankan oleh Vino G. Bastian sesuai skenarion yang telah ditulis, sering mengucapkan kata-kata yang tidak pantas berkali-kali seperti kata “TAI” seperti halnya kaum minoritas di Amerika mengucapkan kata “F*CK” sebagai ungkapan serapah. Sementara beberapa penonton film ini dibawah saya, terlihat serombongan ABG yang masih memakai baju seragam SMU mereka. Kurang layak untuk ditampilkan dengan vulgar difilm ini. Tapi apapun hasilnya, film adalah sebuah karya seni untuk dinikmati.

One day, saya pernah melihat sebuah fashion show perancang terkenal dari Bali. Di panggung catwalk, seorang peragawati terkenal dimasanya tampil secara topless dengan bawahan rok dari bahan metal. Penampilannya membuat para pengunjung fashion show terhenyak seketika, sebuah penampilan yang berani dimasa itu. Tapi hal tersebut dianggap sebuah seni dari kacamata penikmat seni seperti saya. Seperti halnya di film Radit dan Jani, kekerasan dan pola hidup yang tidak layak seperti mencuri makanan dan minuman dari sebuah mini market, merokok marijuana serta memakai rok mini yang ketat oleh Fahrani adalah sebuah pesan moral yang ingin diceritakan, a story telling who tells the audience that is not proper to be done. But still, our community is still learning what is right or wrong, especially for the teenagers.

Kekerasan yang ditampilkan membuat saya bosan selama awal film yang berlangsung sekitar 30 menit pertama. Perlahan tapi pasti, film ini mulai menunjukkan kualitasnya dari sisi penceritaan. Kepahitan hidup yang diakibatkan oleh sisi idealis Fahrani yang memerankan Jani serta Radit difilm ini cukup menarik untuk dipelajari. Jani seorang wanita dari keluarga yang cukup berada berani mempertaruhkan hidupnya untuk seorang pria yang ia cintai. Radit adalah sosok yang macho, pemain band yang berharap kaset demonya bisa menembus perusahaan label, tapi sebenarnya Radit adalah seorang yang rapuh dan pencemburu. Menurutnya, hanya ia yang seharusnya membahagiakan sang istri, bukan pria lain.

Beberapa kali, Jani harus menahan rasa lapar karena Radit, sang suami tidak mampu membelikannya makan dan minum yang layak, bahkan listrik dan air di rumah kontrakan mereka telah diputus oleh sang pemilik karena mereka menunggak pembayaran. Pada saat memasuki fase kedua film ini, penulis cerita dan sutradara berhasil membuat film ini tampil memikat. Permainan Fahrani sebagai pendatang baru didunia film Indonesia juga patut dihargai. Ia bermain cukup apik. She’s so sexy in this movie with her role.

Permainan Vino pun semakin bagus, pada saat ia memerankan karakter Radit yang sedang sakauw akibat obat-obatan, urat ototnya tampak keluar dan guratan wajahnya terlihat bak orang kesakitan. Rasa marah dan penderitaan yang ditimbulkan oleh Vino pada saat sakauw berhasil membuat penonton seperti saya terharu. Saya terharu melihat penderitaan dua anak manusia yang jatuh cinta dan berusaha untuk terus hidup.

Tiba-tiba seorang wanita muda disamping saya menangis setelah melihat beberapa adegan yang cukup mengharukan. Sebenarnya adegan tersebut biasa saja, cuma permainan apik yang ditampilkan dan music score yang muncul membawa imajinasi penonton pada titik yang mengharukan. Bagaimana Jani yang sedang mengandung 1 bulan dituduh berselingkuh oleh Radit dan ia sempat tidak mengakui anak yang sedang dikandung oleh Jani, sang istri. Serta adegan, bagaimana Jani mengunci Radit dalam ruangan karena sakauw. Ia dengan setia menemani sang suami dari balik pintu, menangis tersedu-sedu karena mendengar teriakan kesakitan sang suami yang sedang sakauw berat.

Betapa menderitanya seorang pecandu narkoba yang sedang sakauw dan tidak punya untuk membeli narkoba. Mereka harus berjuang untuk tetap hidup dalam kesakitan yang amat sangat, sungguh menakutkan. Makanya saya tidak pernah mau memakai narkoba semenjak salahsatu sahabat saya 12 tahun yang lalu harus masuk rumah sakit akibat overdosis. Buat saya memakai narkoba adalah keputusan yang bodoh dan fatal.

Baru kali ini ada film baru Indonesia yang bisa membuat para penonton terharu, yang berarti sang sutradara, penulis, pemain film berhasil menjadikan film ini menjadi sesuatu yang menarik untuk disaksikan. Akhir cerita, Radit harus memilih antara kegetiran hidup yang harus ia jalani akibat gaya hidupnya yang tidak benar dan cintanya yang besar pada sang istri. Radit mengembalikan Jani pada keluarga besarnya, sebuah keputusan yang berat dan sulit.

Kekuatan dari film ini adalah cara sang sutradara yang merangkap sebagai penulis skenario menyampaikan moral story kepada para penontonnya tanpa harus menggurui. Ia membiarkan penonton untuk belajar tentang kepahitan hidup dikota besar yang sebenarnya disebabkan oleh sebuah kesalahan dalam menjalankan gaya hidup bebas. Cerita romantis tidak hanya digambarkan yang bagus saja, tapi kepahitan hidup dua anak manusia yang saling mencintai, saling mensupport serta menerima kenyataan bahwa hidup itu berat adalah sesuatu yang sangat romantis. Bagaimana seorang manusia bisa menerima kekurangan pasangan hidup dan berusaha untuk saling mengingatkan satu sama lain, it's so romantic. I remember of someone then, who supported me while I was in suffer and reckless. The one was always be with me and it's desperately so sweet while I rememberd that...mizz u

Satu sisi film ini juga mempunyai beberapa kelemahan, pertama seperti aksesoris yang dikenakan oleh Fahrani yang bagus, sementara ia harus mencuri sebuah jam dari lemari pakaian orangtuanya. Padahal Jani memakai sebuah jam tangan dan kalung yang mahal, kenapa tidak dijual saja untuk menutupi kebutuhan dasar seorang manusia, makan dan minum. Kedua, difilm ini ditampilkan bagaimana mereka makan dengan iringan dua buah kaleng bir. Sepertinya bukan gaya hidup bangsa Indonesia pada umumnya, makan nasi dengan iringan minum bir kalengan. Mungkin ini ada pesan dari sponsor dari film yang dibiayai oleh IFI (perusahaan Investasi Film Indonesia), btw kalau kalian punya uang lebih investasi di film Indonesia seru juga lho. Ketiga, sisi dekoratif ruangan juga memberikan pertanyaan sendiri. Kontrakan mereka berada disebuah gedung tua di bilangan Kota, Jakarta Utara. Tapi isi furniturenya lumayan lengkap terutama perabotan dapur. Mulai dari keramik warna-warni terbaru, kompor gas yang lumayan mahal serta peralatan dapur yang lengkap. Padahal pasangan ini digambarkan tidak suka memasak, untuk membeli makan saja susah apalagi untuk masak. Tapi kenapa lumayan lengkap perabot dapurnya....

Ah sudahlah, mungkin sang sutradara ingin menggambarkan bagaimana kehidupan masyarakat kelas bawah saat ini. Walau miskin, tapi perabotan cukup lengkap, minimal ada kompos gas, refrigerator dan TV. Secara keseluruhan film ini patut disaksikan dan bahkan menjadi film pembuka terbaik di awal tahun 2008 ini. Bahkan tidak mungkin para pemain film ini seperti Vino dan Fahrani akan masuk nominasi Piala Citra pemeran pria dan wanita terbaik 2008. Film Radit dan Jani mungkin juga akan menerima award disejumlah festival film di luar negeri apabila film ini diikutsertakan.

Akhirnya pilihan saya untuk menyaksikan film ini adalah pilihan yang tepat, harga tiket Rp 15,000 menurut saya terlalu murah untuk film seni seperti ini. Mungkin saya pasti membeli DVD originalnya suatu saat nanti, apabila sudah diedarkan. Come and see the movie. You’ll be amazed then.....

1 comment:

Unknown said...

Halo, saya Rasheeda Muhammad dari Indonesia, dan saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperingatkan semua orang di sini untuk berhati-hati dari semua pemberi pinjaman pinjaman yang menimbulkan menjadi nyata. Mereka semua penipuan dan palsu dan niat mereka adalah untuk merobek Anda dari uang Anda sulit diperoleh. Saya telah menjadi korban pinjaman perusahaan ini tetapi tidak ada yang mampu memberikan pinjaman saya mencari sampai aku datang di Ibu Amanda Amanda Badan Kredit. Dia menawarkan saya pinjaman pada tingkat bunga yang terjangkau dari 2% dengan hanya beberapa formalitas dan requirements.After saya bertemu dengan persyaratan dan kondisi perusahaan, pinjaman saya disetujui dan saya sangat mengejutkan, itu ditransfer ke rekening bank saya dalam waktu kurang dari 24 jam. Anda dapat menghubungi Ibu Amanda melalui emailnya amandaloan@qualityservice.com dan Anda juga dapat menghubungi saya di rasheedamuhammad10@gmail.com saya email saya hanya bersaksi Ibu Amanda akan baik dan bantuan yang diberikan kepada dia saya dan keluarga saya dan saya juga ingin Anda menjadi penerima manfaat dari tawaran pinjaman nya.